Wednesday, July 11, 2012

Jenis-Jenis Serangan Hacker

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Apa kabar nih sobat-sobat ashtho software easy ??? Semoga dalam keadaan baik-baik saja, amien. Sebenarnya hari ini saya sedikit malas dan bingung pengen posting apa, rasanya ada sesuatu yang menjanggal di hati saya, tapi entah apa itu saya sendiri gak tahu. Olehnya itu, pada kesempatan ini saya akan share Jenis-Jenis Serangan Hacker dalam melakukan aksinya menjebol targetnya.



Di sini saya cuma sekadar berbagi pengetahuan saja kepada semua sobat blogger gak ada maksud untuk mengajarkan sobat sekalian menjadi Hacker. Ini semata-mata hanya untuk pembelajar dan mengetahui saja sistematika serangan seorang Hacker. Baiklah sobat, silahkan langsung disimak saja, cekidot...

1. Intrusion
Pada jenis serangan ini seorang Cracker (umumnya sudah level Hacker) akan dapat menggunakan sistem komputer server. Serangan ini lebih terfokus pada Full Access Granted dan tidak bertujuan merusak. Jenis serangan ini pula yang diterapkan oleh para Hacker untuk menguji keamanan sistem jaringan mereka. Dilakukan dalam beberapa tahap dan tidak dalam skema kerja spesifik pada setiap serangannya.

2. Denial Of Services (DOS)
Penyerangan pada jenis DOS mengakibatkan layanan server mengalami stuck karena kebanjiran request oleh mesin penyerang. Pada contoh kasus Distributed Denial of Services (DDOS) misalnya :  dengan menggunakan mesin-mesin Zombie, sang penyerang akan melakukan Packeting Request pada server secara serentak asimetris dan simultan sehingga buffer server akan kelabakan menjawabnya. Stuck/hang akan menimpa server. Jadi bukan server lagi namanya karena sistem dari server itu sudah mati dan tidak dapat berfungsi lagi.

3. Joyrider
Merupakan serangan iseng, karena kebanyakan membaca buku-buku Hacking dan tidak betul-betul mempelajari teknik Hacking secara tepat. Serangan ini didasari oleh rasa ingin tahu dan iseng-iseng saja yang jadinya coba-coba menyerang menggunakan pengalaman dari buku referensi serta ilmu-ilmu instan super cepat atau dengan alasan ingin mengetahu isi mesin orang, yang jelas serangan jenis ini rata-rata karena rasa ingin tahu, tapi ada juga yang sampe menyebabkan kerusakan atau kehilangan data.

4. Vandal
Jenis serangan seperti ini, spesialis untuk masuk dan merusak sistem orang (korban).

5. Scorekeeper
Serangan ini bertujuan mencapai reputasi hasil Cracking terbanyak. Biasanya hanya berbentuk deface halaman web (index/menambah halaman) dengan memaparkan NickName dan kelompok tertentu. Sebagian besar masih tidak perduli dengan isi mesin sasarannya. Saat ini jenis penyerang ini lebih dikenal dengan sebutan WannaBe/Script kiddies.

6. Spy
Jenis serangan ini untuk memperoleh data atau informasi rahasia dari mesin
target. Biasanya menyerang pada mesin-mesin dengan aplikasi database didalamnya. Kadangkala suatu perusahaan menyewa mata-mata untuk mencuri data perusahaan rivalnya.

Selain jenis-jenis serangan Hacker yang dibahas di atas, masih ada lagi serangan Hacker dalam melumpuhkan targetnya, yaitu :

1. IP Spoofing
IP Spoofing juga dikenal sebagai Source Address  Spoofing, yaitu pemalsuan alamat IP Attacker sehingga sasaran menganggap alamat IP Attacker adalah alamat IP dari host di dalam network bukan dari luar network. Misalkan Attacker mempunyai IP Address  type A 66.25.xx.xx ketika Attacker melakukan serangan jenis ini maka Network yang diserang akan menganggap IP Attacker adalah bagian dari Networknya misal 192.xx.xx.xx yaitu IP type C. IP Spoofing terjadi ketika seorang Attacker mengakali packet routing untuk mengubah arah dari data atau transmisi ke tujuan yang berbeda. Packet untuk routing biasanya di transmisikan secara transparan dan jelas sehingga membuat Attacker dengan mudah untuk memodifikasi asal data ataupun tujuan dari data. Teknik ini bukan hanya dipakai oleh Attacker tetapi juga dipakai oleh para security profesional untuk men-tracing identitas dari para Attacker.

2. FTP Attack
Salah satu serangan yang dilakukan terhadap File Transfer Protocol adalah serangan buffer overflow yang diakibatkan oleh malformed command. tujuan menyerang FTP server ini rata-rata adalah untuk mendapatkan command shell ataupun untuk melakukan Denial Of Service. Serangan Denial Of Service akhirnya dapat menyebabkan seorang user atau Attacker untuk mengambil resource didalam network tanpa adanya autorisasi, sedangkan command shell dapat membuat seorang Attacker mendapatkan akses ke sistem server dan file-file data yang akhirnya seorang Attacker bisa membuat anonymous root-acces yang mempunyai hak penuh terhadap sistem bahkan network yang diserang. Tidak pernah atau jarang mengupdate versi server dan mempatchnya adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang admin dan inilah yang membuat server FTP menjadi rawan untuk dimasuki. Sebagai contoh adalah FTP server yang populer di keluarga UNIX yaitu WU-FTPD yang selalu di upgrade dua kali dalam sehari untuk memperbaiki kondisi yang mengizinkan terjadinya bufferoverflow. Mengexploitasi FTP juga berguna untuk mengetahui password yang terdapat dalam sistem, FTP Bounce Attack (menggunakan server FTP orang lain untuk melakukan serangan), dan mengetahui atau mensniff informasi yang berada dalam sistem.

3. Unix Finger Exploits

Pada masa awal internet, Unix OS finger utility digunakan secara efisien untuk men-sharing informasi diantara pengguna. Karena permintaan informasi terhadap informasi finger ini tidak menyalahkan peraturan, kebanyakan sistem Administrator meninggalkan utility ini (Finger) dengan keamanan yang sangat minim, bahkan tanpa kemanan sama sekali. Bagi seorang Attacker utility ini sangat berharga untuk melakukan informasi tentang footprinting, termasuk nama login dan informasi contact. Utility ini juga menyediakan keterangan yang sangat baik tentang aktivitas user di dalam sistem, berapa lama user berada dalam sistem dan seberapa jauh user merawat sistem. Informasi yang dihasilkan dari finger ini dapat meminimalisasi usaha Cracker dalam menembus sebuah sistem. Keterangan pribadi tentang user yang dimunculkan oleh finger daemon ini sudah cukup bagi seorang Attacker untuk melakukan social engineering dengan menggunakan social skillnya untuk memanfaatkan user agar memberitahu password dan kode akses terhadap sistem.

4. Flooding & Broadcasting
Seorang Attacker bisa mengurangi kecepatan network dan host-host yang berada di dalamnya secara signifikant dengan cara terus melakukan request/permintaan terhadap suatu informasi dari sever yang bisa menangani serangan classic Denial Of Service (DOS), mengirim request ke satu port secara berlebihan dinamakan flooding, kadang hal ini juga disebut spraying. Ketika permintaan flood ini dikirim ke semua station yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan dari kedua serangan ini adalah sama yaitu membuat network resource yang menyediakan informasi menjadi lemah dan akhirnya menyerah.
Serangan dengan cara Flooding bergantung kepada dua faktor yaitu : ukuran dan/atau volume (size and/or volume). Seorang Attacker dapat menyebabkan Denial Of Service dengan cara melempar file berkapasitas besar atau volume yang besar dari paket yang kecil kepada sebuah sistem. Dalam keadaan seperti itu network server akan menghadapi kemacetan terlalu banyak informasi yang diminta dan tidak cukup power untuk mendorong data agar berjalan. Pada dasarnya paket yang besar membutuhkan kapasitas proses yang besar pula, tetapi secara tidak normal paket yang kecil dan sama dalam volume yang besar akan menghabiskan resource secara percuma serta mengakibatkan kemacetan.

5. Fragmented Packet Attacks
Data-data internet yang di transmisikan melalui TCP/IP bisa dibagi lagi ke dalam paket-paket yang hanya mengandung paket pertama yang isinya berupa informasi bagian utama (kepala) dari TCP. Beberapa firewall akan mengizinkan untuk memproses bagian dari paket-paket yang tidak mengandung informasi alamat asal pada paket pertamanya, hal ini akan mengakibatkan beberapa type sistem menjadi crash. Contohnya, server NT akan menjadi crash jika paket-paket yang dipecah (fragmented packet) cukup untuk menulis ulang informasi paket pertama dari suatu protokol.

6. E-mail Exploits
Peng-exploitasian e-mail terjadi dalam lima bentuk yaitu : Mail Floods, manipulasi perintah (Command Manipulation), serangan tingkat transportasi (Transport Level Attack), memasukkan berbagai macam kode (Malicious Code Inserting) dan Social Engineering (memanfaatkan sosialisasi secara fisik). Penyerangan email bisa membuat sistem menjadi crash, membuka dan menulis ulang bahkan mengeksekusi file-file aplikasi atau juga membuat akses ke fungsi fungsi perintah (Command Function).

7. DNS and BIND Vulnerabilities
Berita baru-baru ini tentang kerawanan (Vulnerabilities) tentang aplikasi Barkeley Internet Name Domain (BIND) dalam berbagai versi mengilustrasikan kerapuhan dari Domain Name System (DNS), yaitu krisis yang diarahkan pada operasi dasar dari Internet (Basic Internet Operation).

8. Password Attacks
Password merupakan sesuatu yang umum jika kita berbicara tentang keamanan. Kadang seorang user tidak perduli dengan nomor pin yang mereka miliki, seperti bertransaksi online di warnet, bahkan bertransaksi online dirumahpun sangat berbahaya jika tidak dilengkapi dengan software security seperti SSL dan PGP. Password adalah salah satu prosedur kemanan yang sangat sulit untuk diserang, seorang Attacker mungkin saja mempunyai banyak tools (secara teknik maupun dalam kehidupan sosial) hanya untuk membuka sesuatu yang dilindungi oleh password. Ketika seorang Attacker berhasil mendapatkan password yang dimiliki oleh seorang user, maka ia akan mempunyai kekuasaan yang sama dengan user tersebut. Melatih user agar tetap waspada dalam menjaga passwordnya dari Social Engineering setidaknya dapat meminimalisir risiko, selain berjaga-jaga dari praktek Social Enginering organisasipun harus mewaspadai hal ini dengan cara teknikal. Kebanyakan serangan yang dilakukan terhadap password adalah menebak (Guessing), Brute Force, Cracking dan Sniffing.

9. Proxy Server Attacks

Salah satu fungsi Proxy server adalah untuk mempercepat waktu response dengan cara menyatukan proses dari beberapa host dalam suatu trusted network. Dalam kebanyakan kasus, tiap host mempunyai kekuasan untuk membaca dan menulis (read/write) yang berarti apa yang bisa saya lakukan dalam sistem saya akan bisa juga saya lakukan dalam sistem anda dan sebaliknya.

10. Remote Command Processing Attacks
Trusted Relationship antara dua atau lebih host menyediakan fasilitas pertukaran informasi dan resource sharing. Sama halnya dengan proxy server, trusted relationship memberikan kepada semua anggota network kekuasaan akses yang sama di satu dan lain system (dalam network). Attacker akan menyerang server yang merupakan anggota dari trusted system. Sama seperti kerawanan pada proxy server, ketika akses diterima, seorang Attacker akan mempunyai kemampuan mengeksekusi perintah dan mengkases data yang tersedia bagi user lainnya.


11. Remote File System Attack
Protokol-protokol untuk tranportasi data adalah tingkat TCP (TCPLevel) yang mempunyai kemampuan dengan mekanisme untuk baca/tulis (read/write) antara network dan host. Attacker bisa dengan mudah mendapatkan jejak informasi dari mekanisme ini untuk mendapatkan akses ke direktori file.

12. Selective Program Insertions
Selective Program Insertions adalah serangan yang dilakukan ketika Attacker  menaruh program-program penghancur, seperti virus, worm dan trojan pada sistem sasaran. Program-program penghancur ini sering juga disebut malware. Program-program ini mempunyai kemampuan untuk merusak sistem, pemusnahan file, pencurian password sampai dengan membuka backdoor.

13. Port Scanning
Melalui port scanning seorang Attacker bisa melihat fungsi dan cara bertahan sebuah sistem dari berbagai macam port. Seorang Attacker bisa mendapatkan akses kedalam sistem melalui port yang tidak dilindungi. Sebagai contoh, scanning bisa digunakan untuk menentukan dimana default SNMP string di buka untuk publik, yang artinya informasi bisa di extract untuk digunakan dalam Remote Command Attack.

14. TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening and Packet
Interception TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening dan Packet Interception berjalan untuk mengumpulkan informasi yang sensitif untuk mengakses network. Tidak seperti serangan aktif maupun brute-force, serangan yang menggunakan metode ini mempunyai lebih banyak kualitas stealth-like.

15. HTTPD Attacks
Kerawanan yang terdapat dalam HTTPD ataupun webserver ada lima macam: Buffer Overflows, HTTPD Bypasses, Cross Scripting, Web Code Vulnerabilities, dan URL Floods. HTTPD Buffer Overflow bisa terjadi karena Attacker menambahkan errors pada port yang digunakan untuk web traffic dengan cara memasukan banyak karakter dan string untuk menemukan tempat overflow yang sesuai. Ketika tempat untuk overflow ditemukan, seorang Attacker akan memasukkan string yang akan menjadi perintah yang dapat dieksekusi. Buffer Overflow dapat memberikan Attacker akses ke command prompt.

Semoga dapat bermanfaat buat sobat, salam .:: ashtho software easy ::.

Wassalam . . .

beri komentar anda tentang blog ini
EmoticonEmoticon